Spring Festival 2014

                                                Stand Indonesia di Spring Festival 2014

Turki adalah negara yang memiliki 4 musim dikarenakan letak geografinya. Selalu ada cara tersendiri bagi mereka untuk merayakan tiap musimnya. Untuk bulan Mei sekarang ini adalah saatnya musim semi. Biasanya lembaga pendidikan seperti sekolah maupun universitas menyelenggarakan berbagai festival menarik. Selain lembaga pendidikan, Pemerintah juga selalu mengadakan acara maupun festival-festival untuk menyambut datangnya musim semi. Momen kali ini memang tepat untuk kami berbangga pada Indonesia. "We are Indonesian" Ya! kami adalah orang Indonesia. Di musim semi tahun 2014 ini, kami ikut berpartisipasi dalam festival tahunan yang diadakan oleh sebuah Organisasi Pelajar Internasional . Festival ini juga didukung oleh pemerintah Turki. Oleh karena itu acaranya diadakan di pusat alun-alun kota. Acara Spring Festival tahun ini diadakan secara bersamaan di berbagai kota di Turki pada tanggal 10-11 Mei 2014. Dan untuk kota Samsun tempat penyelenggaraannya di Samsun Cumhuriyet Meydanı. Nama acara resmi ini yaitu "7. Uluslararası Öğrenci Buluşması" yang artinya kurang lebih "Pertemuan Pelajar Asing ke-7" yang bermaksud pertemuan semua pelajar asing yang masih menimba ilmu di tanah Turki. Acara ini diisi oleh kurang lebih sekitar 55 negara dan lebih 2.900 orang yang diundang dan belum termasuk penduduk setempat yang menghadiri acara tersebut. Setiap negara mendapatkan jatah satu stand untuk diisi dengan pernak-pernik unik khas dari masing-masing negara. Dengan berdirinya stand-stand setiap negara, mereka berkesempatan untuk memperkenalkan khas dan kultur dari negara mereka sendiri. Kami mendapatkan jatah stand yang lokasinya mungkin terbilang kurang strategis, namun tak pernah sedikitpun menghambat kami untuk berjuang memperkenalkan Indonesia ke mereka. Di stand kedua dari pojok kiri itu milik kami, yang terlihatnya memang sederhana tapi membahana luar biasa.

                                 berbagai jenis gantungan kunci dan pernak-pernik lainnya

Hari pertama, dari stand Indonesia kami menghadirkan berbagai pernak-pernik seperti gantungan kunci khas Indonesia, kumpulan kartu pos lucu bergambar tempat-tempat pariwisata di Indonesia, beberapa tas dan dompet kecil, juga ada seruling bambu khas tanah Sunda. Meskipun pernak-pernik yang kami hadirkan berukuran kecil, tapi sungguh menarik minat pengunjung begitu besar. Gantungan kunci sekecil itu mampu mendatangkan ratusan pengunjung. Bahkan sebagian besar mereka merasa kagum akan motif yang terdapat di gantungan kuncinya. Tak sedikit juga dari mereka yang penasaran dan mencoba langsung untuk meniup seruling khas Sunda, meskipun tak tahu bagaimana cara memainkannya namun terlihat jelas di wajah mereka rona kebahagiaan mengenal Indonesia. Pernak-pernik yang kami pamerkan ternyata mampu menyerap banyak perhatian dari pengunjung acara Spring Fest ini. Banyak dari mereka yang berniat membeli pernak-pernik yang terpampang di meja pameran kami. Tanpa disangka ada seorang bapak-bapak paruh baya yang sangat berkeinginan kuat untuk membeli dompet anyaman yang terdapat di meja pameran kami bersama gantungan kunci lainnya. Entah kenapa bapak ini begitu tertarik dengan dompet tersebut. Namun dengan sangat terpaksa kami tak bisa menjualnya, karena kami mendirikan stand di sini niat awalnya untuk mengenalkan Indonesia.

                tampilan tumpeng nasi kuning yang kami buat spesial untuk Spring Festival 2014

                                          pengunjung sedang mencicipi makanan Indonesia

Tidak lupa meja di bagian makanan Indonesia yang letaknya disebelah meja pernak-pernik ternyata tidak kalah unik. Ini yang paling menarik perhatian semua pengunjung. Nasi tumpeng. Ya! kami menghadirkan nasi tumpeng sebagai makanan utama. Dihias secantik mungkin, juga ditambah dengan potongan wortel yang membentuk tulisan "Türkiye" dan "Endonezya". Stand di bagian makanan ini bisa dibilang yang paling ramai  pengunjungnya, karena ini merupakan ciri khas dimana orang Turki belum pernah sama sekali melihatnya. Untuk tumpengnya kita letakkan di meja paling depan. Sengaja kami lakukan demikian untuk menarik perhatian pengunjung dari kejauhan. Ternyata cukup berhasil usaha kami, mereka berbondong-bondong mendatangi stand kami. Ada yang bertanya bagaimana cara membuatnya, seberapa rumitkah proses pembuatannya, butuh waktu berapa lama dalam membuatnya, berapakah orang yang turun adil dalam prosesnya, bahan apa sajakah yang digunakan, bagaimana bisa nasi putih berubah menjadi nasi kuning, dan masih banyak lagi pertanyaan unik dari mereka. Untuk mengobati rasa penasaran para pengunjung akan tumpeng yang kami pamerkan, kami juga menyediakan nasi kuning untuk dicicipi para pengunjung yang benar-benar penasaran ingin mencicipinya langsung. Terlihat antusias mereka mengantri panjang demi mendapatkan nasi kuning yang kami bagikan. Selain nasi kuning, kami juga menyediakan es buah, agar-agar dan risoles untuk dinikmati pengunjung. Ekspresi mereka ketika mencicipi makanan yang kami suguhkan ke mereka sungguh luar biasa, mungkin karena di negeri Turki ini citarasa makanan kami tak bisa mereka dapati.

                               Muhsin dan Tasya yang merupakan Ambassador hebat kami

               beberapa tampilan screenshot dari Instagram yang berhasil kami kumpulkan

Satu lagi yang membuat stand kami semakin meriah, yaitu di bagian Foto Stand. Stand yang kami dirikan sengaja di desain sedemikian rupa dengan strategi menarik minat pengunjung sebesar-besarnya. Setelah kami pasang strategi dengan meletakkan meja tumpeng di deretan depan, kami juga menempatkan 2 orang ambassador kami yaitu Muhsin Abdul Hadi dan Tasya Anandita di depan stand, tepatnya di dekat papan promosi bergambar wisata di Indonesia. Tujuannya selain untuk menarik minat pengunjung agar berdatangan, dan bisa foto bersama 2 ambassador kami. Juga untuk mempromosikan Indonesia, karena secara tanpa sadar ketika mereka foto dengan 2 orang Ambassador kami, foto mereka akan memiliki latar belakang foto tempat wisata di Indonesia. Hampir semua pengunjung yang lalu lalang berfoto dengan mereka. Kami memiliki strategi agar Indonesia selalu diingat para pengunjung, dengan selalu memberikan ucapan selamat datang dengan cara kedua tangan ditangkupkan dan kemudian diangkat sedada, sebagai simbol salam khas dari Indonesia. Salam seperti ini juga kita aplikasikan kepada kedua ambassador kami. Jadi setiap mereka berdua foto bersama pengunjung mereka akan bergaya salam ala Indonesia. Sangat luar biasa ternyata para pengunjung tertarik dengan cara salam yang kita lakukan, dan merekapun tak segan-segan membalasnya dengan cara yang sama pula bahkan ketika foto bersama kamipun mereka juga bergaya salam yang sama ala Indonesia. Stand foto ini memang yang ditunggu-tunggu pengunjung karena ini sebagai bentuk kenangan seperti "Ini lho foto saya bersama orang Indonesia!" alasan kenapa kami membuat strategi foto stand sebenarnya cukup sederhana, di zaman sekarang ini semakin banyak pengguna jejaring social seperti facebook, twitter, ataupun instagram. Setelah mereka cukup tertarik dengan Indonesia, kemudian mereka berhasil foto bareng Ambassadornya, lalu mereka akan mengunggah foto tersebut ke akun jejaring sosial yang mereka punya, dengan begitu tanpa sadar mereka juga ikut andil dalam mempromosikan Indonesia. Ternyata strategi kami cukup ampuh, karena malam hari setelah acara selesai kami coba mengecek jejaring sosial bernama Instagram yang fungsi khususnya untuk mengunggah foto, lalu kami masukan kata kuncinya #Endonezya dan kemudian muncullah foto-foto 2 orang Ambassador kami memenuhi hasil pencarian yang ditemukan system jejaring sosial Instagram.






                      penampilan permainan alat musik dari pelajar asal negara Kirgistan

               penampilan khusus dari panitia berupa tarian Karadeniz (tarian daerah Laut Hitam)

Acara Spring Festival tahun 2014 ini juga diisi dengan berbagai hiburan seperti tari tradisional dari masing-masing negara, adapula beberapa dari mereka yang menyanyikan lagu asal negara mereka masing-masing, mereka juga membawakan lagu dan puisi dalam bahasa Turki, selain itu ada juga pertunjukan drama dan juga diisi oleh bintang tamu penyanyi nasyid Mesut Kurtis di hari kedua. Di berbagai stand, ada beberapa negara yang memainkan alat musik tradisionalnya. Ada juga yang menuliskan nama negara mereka dalam tulisan dan huruf mereka sendiri, seperti beberapa negara arab yang menuliskannya dengan huruf Arabic dan negara Thailand yang menuliskannya dengan huruf Thailand yang terlihat sangat menarik karena jarang sekali bisa kita temui dalam kehidupan sehari-hari. Yang menarik di stand Pakistan, karena mereka membuatkan Hena/Inai/Pacar kepada para pengunjung. Dari Turki sendiri mereka menghadirkan stand pembuatan Ebru, yaitu seni peninggalan Kerajaan Utsmaniyah zaman dulu.

                                  foto bersama setelah stand kami tutup di hari kedua 

                         foto bersama di akhir upacara penutupan Spring Festival 2014

Di hari kedua pun sama seperti hari sebelumnya. Namun acara lebih meriah karena semakin banyak hiburan dan merupakan hari penutup acara. Juga kehadiran Mesut Kurtis yang membuat pengunjung semakin ramai. Acara Spring Festival tahun 2014 ini adalah kesempatan kami untuk memperkenalkan Indonesia. Tahun ini adalah kali pertama Indonesia turut hadir membuka stand di acara tersebut. Karena di tahun sebelumnya tidak ada stand dari Indonesia untuk wilayah kota Samsun.Kami juga ingin membuat warga Turki tahu kalau “ini lho Indonesia!” kami merasa bangga dan senang melihat ketertarikan pengunjung terhadap stand Indonesia dan juga beberapa respon positif yang kami terima. Semoga hal ini tdak membuat kami merasa sombong, tapi sebagai pemicu agar lebih baik lagi di Spring Festival tahun depan. Görüşürüz! ^_^

                                    tim kami sedang hormat kepada sang saka Merah Putih

                    salam perpisahan dari kami dan sampai jumpa di Spring Fest tahun depan

Mia Siti Nurazizah
Ondokuz Mayis University
Ilahiyat Faculty

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Alfabet dalam Bahasa Turki

Mengenal Ondokuz Mayis University di kota Samsun

Kisah Sukses Andrew Darwis Sang Pendiri KASKUS