The true Imtihan
Menuntut ilmu di luar negeri dengan harus memakai bahasa negara itu
sendiri tidak semudah membalik telapak tangan ternyata Samsuners. Kalau pun
awal tahun memang materi ulangan di SMA tapi namanya beda bahasa kita kaya
belajar baru nemu itu materi. Contoh di Turki nih, kita kudu setaun belajar
bahasa Turki dulu baru bisa kuliah. Setelah masuk kuliah masih harus
menyesuaikan bahasa kuliah dan bahasa sehari-hari. Tapi jangan Samsuners, belajar
dengan susah payah itu kita mendapat 2 sebab. (Sebab menuntut ilmu dan sebab
karena kesusahan). Oh iya ada yang pengen saya sampaikan juga sama Samsuners di
sini. Momen midterm dan final exam tahun ini banyak memburu hikmah nih. Alhamdulillah,
gak sengaja saya kepikiran banyak hikmah saat nunggu ujian Al-Qur’an. Merhatiin
temen-temen yang lagi pada galau. (hihi). Ada yang manyun karena nilai-nilai
ujian (ada beberapa nilai yang udah keluar), ada yang panik mau ngadepin ujian,
ada yang bolak-balik gak jelas (lagi ngulang hafalan Al-Qur’an ternyata), dll. Nah,
biar hikmah-hikmah ini lebih berhikmah dan bermanfaat lagi, saya juga ingin
berbagi sama Samsuners ini.
Selama ini kita tahu bahwa di setiap kata “sekolah” pasti berhubungan
dengan yang namanya ujian. Ujian semester lah, ujian akhir lah, ujian blok lah,
segala macam ujian ada. Perlu kita sadari makna dari ujian itu sendiri. Kalau
kita pahami dari sisi yang sempit, ujian itu hanya berupa selembar kertas, yang
berisi beberapa soal, yang dikerjakan dalam waktu yang ditentukan, dan setelah
itu kamu hanya tinggal menikmati hasilnya nanti. Padahal the true imtihan itu
bukan soal itu, ada banyak hal yang sering kita lupa Samsuners. Salah banyak
nya ini dia. Check this out!
Nilai bukanlah segalanya
Perlu kita balikan lagi niat awal kita mencari ilmu nih Samsuners.
Buat apa sih kita mencari ilmu ini? Apalagi yang jauh-jauh pergi merantau
(nyindir diri sendiri). Hayooo siapa sih yang niatnya masih untuk dapat nilai
tinggi? Value is important. Oke, nilai emang penting sohibers. Tapi itu nanti
dulu, nilai jadi penting setelah kita berusaha, nilai itu cuman bayaran atas
usaha kita. Ilmu kita gak akan nambah kalau niat kita untuk nilai. Kalau niat
kita memang untuk mencari ilmu lillahi ta'ala nilai berapapun pasti ikhlas kok.
Karena yang menjadi tujuan awal bukan nilai, tapi ILMU. Ayo kita berhijrah niat
Samsuners.
Legowo di bidang yang kita
tidak bisa
Samsuners, di sini nih terkadang kita gak terima kalau si X bisa di
bidang itu sementara kita gak bisa. Ayolah kita gak perlu jadi manusia takabur
ingin bisa di segala bidang. Semua orang punya kemampuannya masing-masing
(bener ga Samsuners?). Kita cuman bisa berusaha sekeras mungkin, karena
semuanya tidak instan. “Lah di B dia pinter di semua bidang. Semua
nilai-nilainya perfect tuh?” kata siapa? Belum tentu lhoo, biasanya orang-orang
yang pinter di bidang akademis, kurang bisa di bidang seni. “Ah kaga dia seni
nya juga keren kok.” Itu urusannya
dengan takdir Allah sohibers. Mungkin itu sudah jadi kehendak Allah. Tapi
sohibers legowo di sini bukan berari kita juga hanya pasrah begitu aja tanpa
perbaikan, tentunya harus diiringi dengan sabar, do’a, tawakkal, dan usaha yang
baik menuju perubahan yang lebih baik.
Males emang harus dibunuh
Lagi dan lagi, dari dulu malas jadi probem utama. Sebenernya problem
itu muncul dari kita yang susah untuk memulainya. Padahal kalau sudah dimulai,
rasa malas situ hilang dengan sendirinya, bahkan kalau sudah larut di dalamnya
kita malah akan menemukan keasikannya tersendiri dan tidak ingin berhenti.
Malas merupakan penyakit akut yang melanda para pelajar. Untuk menghindari kata
malas ini saya pernah baca suatu artikel di internet nih, melatih diri untuk
tidak mengatakan “Kapan selesainya?” tapi ganti dengan “Saya mulai sekarang”
mengganti “Saya harus” dengan “Saya ingin”. Oke Samsuners jangan biarkan malas
menguasai kita :D
Gunakan peluang selagi ada
Sering kita leha-leha saat ada waktu luang. Pintar-pintarlah
menggunakan waktu luang. Kalau kita gunakan waktu luang itu untuk nonton,
jalan, dsb. Jangan salahkan soal yang susah, jangan salahkan guru yang killer
kalau nilai kalian kecil gak sesuai keinginan. Udah tau soal bakal susah, masih
leha-leha, udah tau guru pelit ngasih nilai masih nonton film terbaru (katanya
sih gak mau ketinggalan episode paling serunya). (Duh, kesindir nih :D) Hiburan
dan istirahat memang perlu tapi tak membuang waktu dengan percuma. Orang sukses
itu hanya istirahat sepersekian menit dari kesehariannya. Baiklah yang masih
menggunakan waktu luang yang gak manfaat mulai sekarang ayo kita luangkan untuk
melakukan hal yang positif dan manfaat. J
Positif thinking itu perlu
“Lah gua mah yakin dah gak lulus di
pelajaran ini mah.” Ini nih sohibers. Belum apa-apa udah putus asa duluan.
Belum masuk ujian juga udah so tau duluan kalo dirinya gak akan lulus. Tau dari
mana coba sebelum kita mencoba dulu? Justru nih ya kata pakar psikologi itu,
apa yang kita katakan akan berpengaruh sama diri kita. Karena yang mengendalikan
diri kita itu adalah otak sebagai pusat pikiran kita, yang mengendalikan apa
yang akan kita lakukan. Kalo pikiran kita gak lulus dan gak lulus, itu malah
meyakinkan diri kita gak akan lulus. Coba deh PD dikit kenapa? (PD positif ya).
“Wah ane udah belajar semaleman ampe gak tidur nih. Semoga bisa in sya Allah
lulus deh.” “Pokoknya gue gak akan kena remedial. Pokoknya gue harus lulus.”
Nah kan kalo gitu enak di denger ya. Kaya ada energi kuat yang mendorong kita
buat semangat gitu. Ya gak Samsuners?
Sabar, do'a dan tawakkal jalan keluarnya
Setelah semua usaha kita
kerahkan, kita kencangkan (hehe), setelah ujian-ujian telah kita lewati, kita
hanya perlu berdo’a dan tawakkal, menyerahkan semuanya kepada Yang Maha
Mengendalikan. Karena Laa haula wa laa quwwata illa billah, semuanya kembali
lagi kepada Allah, Allah yang berhak mengeksekusi atas usaha, kesabaran, dan
keuletan kita. Jika hasil ujian Samsuners jelek-jelek nih (nyindir diri sendiri
lagi), ya berarti usaha kita belum maksimal, kita belum bisa memanfaatkan waktu
luang mungkin, atau kita masih malas-malas, bolong-bolong do’anya, dll. Intinya
kuncinya kita harus bisa bersabar, karena itu pasti hasil yang terbaik yang
diberikan oleh Allah.
Jadi Samsuners, ujian midterm
atau final exam sebetulnya bukan ujian. Itu hanya sebagai wadah bagaimana
cerminan kita dalam menghadapi ujian yang sesungguhnya, yaitu the true imtihan
tadi. Jadi bagaimana cara kita menghadapi ujian itu adalah ujian yang
sebenarnya. Bagaimana niat kita, bagaimana usaha kita, melawan malas, no
negative thinking, bersabar dan tawakkal atas nilai yang kita punya, dll. So,
everythings its not simple like you want. Eits, jangan lupa Habluminallah nya
juga perlu peningkatan pasti. Karena semua ada dalam kendali Allah. Our effort
its nothing if not with Dua. Ingat itu ya Samsuners. Semoga kita bisa lulus the
true imtihan itu. Okee ;)
Mia Siti Nurazizah
Mahasiswa Indonesia Jurusan Ilahiyat
di Samsun, Turki
Komentar
Posting Komentar